Inkonsistensi
KBBI
Oleh
Indrawan Dwisetya
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kamus acuan
yang diperuntukan bagi penutur bahasa Indonesia. Kamus ini menjadi acuan
tertinggi bahasa Indonesia yang baku, karena kamus ini merupakan kamus bahasa
Indonesia terlengkap dan paling akurat yang pernah diterbitkan penerbit yang
memiliki hak paten dari pemerintah Republik Indonesia (Wikipedia, 2011). KBBI disusun oleh tim
penyusun kamus Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan diterbitkan oleh
Balai Pustaka. Sampai saat ini, sejak KBBI terbit pada tahun 1988, KBBI sudah
mengalami tiga kali perbaikan. Edisi terakhir KBBI adalah edisi keempat yang diterbitkan
pada tahun 2008.
KBBI sebagai kamus acuan tertinggi bahasa Indonesia
seharusnya terhindar dari berbagai inkonsistensi. Pada kenyataannya KBBI memuat
berbagai inkonsistensi dari kaidah-kaidah yang dibuat sendiri oleh Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Memang pada dasarnya KBBI dibuat dengan
menyesuaikan kata dari penutur bahasa Indonesia sendiri, pertuturan yang telah
ada di masyarakat dimasukkan ke dalam KBBI walaupun itu menyalahi kaidah tata
bahasa. Akan tetapi, alangkah baiknya apabila KBBI dibuat dengan mengikuti
kaidah tata bahasa.
Berikut adalah beberapa contoh inkonsistensi KBBI.
Masalah
|
Kaidah
|
Kata yang analogi
|
Kata yang anomali
|
Penyerapan
prefiks auto- (bahasa Inggris)
|
Fonem
au tetap au
|
autobiography > autobiografi
autocracy > autokrasi
autopsy > autopsi
|
automotive > otomotif, bukan automotif
automatic > otomatis,
bukan automatis
autonom > otonom, bukan autonom
|
Penyerapan
sufiks –ics (bahasa Inggris)
|
Sufiks
–ics yang berarti ilmu diserap
menjadi –ika
|
mathematics > matematika
statistics > statistika
physics > fisika
|
linguistics > linguistik, bukan linguistika
semantics > semantik,
bukan semantika
fonetics > fonetik,
bukan fonetika
|
Penyerapan akhiran -phone (bahasa Inggris)
|
Akhiran -phone diserap menjadi -fon: fonem ph diserap menjadi f dan e pada akhir kata dihilangkan
|
microphone > mikrofon
saxophone > saksofon
|
telephone > telepon, bukan telefon
|
Peluluhan fonem pada kata majemuk
|
Kata dasar yang diawali dengan huruf k, s, p, atau t huruf pertamanya akan meluluh
jika ditambahkan awalan me-
|
kali > mengali
seru > menyeru
paku > memaku
|
punya > mempunyai,
bukan memunyai
patroli > mempatroli, bukan mematroli
|
Sumber: Wikibooks
Dari beberapa contoh di
atas dapat diambil dua kesimpulan, yaitu bahwa inkonsistensi KBBI hanya terjadi
pada kata yang merupakan serapan dari bahasa asing dan gejala peluluhan pada
kata dasar yang diawali fonem /k/, /s/, /t/,dan
/p/. Problematika penyerapan kata asing
memang masih menjadi polemik tersendiri bagi penyempurnaan KBBI. Problematika
inkonsistensi KBBI mungkin masih banyak lagi, tapi hanya empat kasus tersebut
yang dapat saya temukan.
Ke
depannya kita selaku pengguna bahasa Indonesia berharap, agar Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dapat menyempurnakan KBBI dengan
sebaik-baiknya. Tentu, sebagai kamus acuan, KBBI diharapkan terbebas dari
berbagai inkonsistensi. Semoga.