IDENTIFIKASI
NASKAH PUSTAKA RAJYA-RAJYA I BHUMI NUSANTARA 3-5 DAN IDENTIFIKASI SERTA ANALISIS
NILAI RELIGI DALAM NASKAH SERAT AMBIYA: SEBUAH KAJIAN FILOLOGIS
MAKALAH
disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar Filologi
oleh
Indrawan
Dwisetya Suhendi 1100602
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan hidayahNya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Identifikasi Naskah Pustaka
Rajya-Rajya I Bhumi Nusantara 3-5 dan Identifikasi serta Analisis Nilai Religi
dalam Naskah Serat Ambiya: Sebuah Kajian Filologis”. Makalah ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah Pengantar Filologi.
Identifikasi naskah adalah merupakan salah satu langkah
dalam penelitian filologi yang dilakukan setelah tahap inventarisasi.
Identifikasi berusaha mendeskripsikan berbagai hal tentang naskah, baik berupa
naskah secara fisik maupun isi dari naskah tersebut. Proses identifikasi
merupakan hal yang penting dalam penelitian filologi, karena pada proses ini
naskah yang akan diteliti dapat dikenali sedalam mungkin.
Penulis sadar bahwa selama penulisan makalah ini penulis
banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Allah swt., yang telah meminjamkan ilmu
kepada penulis;
2.
ibu Dra. Novi Resmini, M.Pd., selaku
dosen mata kuliah Pengantar Filologi yang dengan sabar membimbing penulis
selama perkuliahan;
3.
ibu Afi Fadlilah, S.S., M.Hum., selaku
pembimbing pada praktikum identifikasi di Yogyakarta;
4.
rekan-rekan kelas Non Kependidikan A
2011, Sub Bidang Pengembangan Akademik HIMA SATRASIA UPI, atas inspirasi dan
semangat yang mereka tularkan pada penulis;
5.
Semua pihak yang tidak bisa penulis
sebut satu per satu.
Makalah
ini bukanlah karya yang sempurna karena masih banyak kekurangan, baik dari isi
maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat. Amin
Bandung, Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah............................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan Makalah......................................................................................... 1
D. Manfaat
Penulisan Makalah....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Filologi..................................................................................................... 3
B. Objek
Studi Filologi.................................................................................................. 4
C. Identifikasi
Naskah................................................................................................... 5
D. Format
Identifikasi Naskah....................................................................................... 6
E. Identifikasi
Naskah Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara 3-5............................... 7
F. Identifiksi
Naskah Serat Ambiya............................................................................... 10
G. Nilai
religi yang Terdapat dalam Serat Ambiya........................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................................................. 12
B. Saran....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Filologi
sebagai sebuah studi memiliki beberapa tahapan dalam proses penelitiannya.
Identifikasi merupakan salah satu tahapan yang harus diselesaikan peneliti
apabila ingin meneliti sebuah naskah. Identifikasi merupakan proses yang
penting, dalam proses ini naskah dideskripsikan sejelas mungkin. Dalam makalah
ini akan dipaparkan tentang berbagai aspek penelitian filologi dan berbagai hal
yang menyertainya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai
berikut.
1. Apakah
yang dimaksud dengan filologi?
2. Apa
saja objek studi filologi?
3. Apakah
yang dimaksud dengan identifikasi naskah?
4. Bagaimana
format identifikasi naskah?
5. Bagaimana
identifikasi naskah Pustaka Radja-Radja i Bhumi Nusantara 3-5?
6. Bagaimana
identifikasi naskah Serat Ambiya?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan
dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Pengertian
filologi;
2. objek
studi filologi;
3. identifiksi
naskah;
4. format
identifikasi naskah;
5. identifikasi
naskah Pustaka Radja-Radja i Bhumi Nusantara 3-5;
6. identifikasi
naskah Serat Ambiya;
7. nilai
religi yang terdapat dalam naskah Serat Ambiya.
D. Manfaat Penulisan Makalah
Secara
teoretis makalah ini berguna untuk mendeskripsikan filologi, identifikasi
naskah, dan hal lain yang berkaitan. Secara praktis makalah ini bermanfaat
bagi:
1. Penulis,
sebagai sarana menambah pengetahuan dan konsep filologi, identifikasi serta hal
lain yang berkaitan;
2. pembaca,
sebagai media informasi berkaitan dengan filologi, identifikasi dan hal lain
yang berkaitan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filologi
Filologi
adalah suatu pengetahuan tentang sastra dalam arti yang luas yang mencakup
bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan (Baried,dkk., 1983:1).
1. Etimologi
Kata Filologi
Filologi
berasal dari dari kata Yunani philos yang
berarti ‘cinta’ dan logos yang
berarti ‘kata’. Pada kata filologi, kedua kata tersebut membentuk arti ‘cinta
kata’ atau ‘senang bertutur’ (Shipley dan Wagenvoort dalam Baried, 1983). Arti
kata ini kemudian berkembang menjadi ‘senang belajar’, ‘senang kesastraan’ dan
‘senang kebudayaan’.
2. Filologi
sebagai Istilah
Dalam
sebuah catatan Baried, dan R. Amien Soedoro membagi pengertian filologi menjadi
dua, yaitu:
(1) Filologi
dalam arti luas yaitu ilmu yang menyelidiki perkembangan kerohanian suatu
bangsa dan kekhususannya, menyelidiki kebudayaan berdasarkan bahasa dan
kesusastraan.
(2) Filologi
dalam arti sempit yaitu ilmu telaah naskah kuno untuk menentukan keaslian,
bentuk otentik, dan makna yang terkandung dalam naskah.
Begitu
pun A. Ikram yang juga membagi pengertian filologi menjadi dua, yaitu:
(1) Filologi
dalam arti luas yaitu studi tentang naskah untuk mendapatkan keasliannya,
bentuk semula serta makna aslinya.
(2) Filologi
dalam arti sempit yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan masa lalu
yang dikemukakan dalam tulisan tangan yang di dalamnya tercakup masalah bahasa,
sastra, adat, hukum dan sebagainya.
Sedangkan
dalam KBBI Luring, filologi adalah ilmu tentang
bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam
bahan-bahan tertulis.
Menurut
pandangan penulis, filologi saat ini mengalami penyempitan pengertian.
Sebelumya filologi adalah studi yang menyelidiki tentang kebudayaan, kerohanian
suatu masyarakat dan kekhususunnya. Namun, seiring perkembangan zaman dan
muncul berbagai disiplin ilmu lain maka filologi pun mengalami penyempitan
pengertian, penyempitan itu dibuat agar filologi memiliki objek kajian secara
khusus dan tidak bercampur dengan objek kajian ilmu lain.
B. Objek Studi Filologi
Setiap disiplin ilmu pasti memiliki objek
kajian. Begitu juga dengan filologi, yang menjadikan naskah dan teks sebagai
objek kajiannya.
(1) Naskah
Mengutip dari Permadi istilah
lain dari naskah ialah manuskrip, bahasa Inggris manuscript. Kata
manuscript diambil dari ungkapan bahasa Latin Codicesmanu Scripti,
artinya
“buku-buku yang ditulis dengan tangan‟
dan scriptusx, berasal dari scribere yang berarti “menulis‟
(Mamat, 1988:3 dalam Mulyadi, 1994:3). Sedangkan dalam bahasa-bahasa lain
istilah naskah atau manuskrip (bahasa Inggris manuscript) sama
dengan kata-kata handschrift (bahasa Belanda), Handschrift (bahasa
Jerman), dan manuscript (bahasa Prancis). Penulisan dalam katalogus kata
manuscript atau manuscrit biasanya disingkat menjadi MS untuk
bentuk tunggal dan MSS untuk bentuk jamak, sedangkan kata handschrift atau
Handschrifen biasanya disingkat menjadi HS (bentuk tunggal) dan HSS
(bentuk jamak). Sedangkan naskah menurut KBBI Luring adalah karangan yang masih
ditulis dengan tangan. Naskah adalah tempat menuangkan gagasan, pikiran dan ide
dari suatu kebudayaan. Naskah adalah benda yang nyata, konkret, dapat dilihat,
dan diraba (Permadi).
(2) Teks
Istilah teks sebenarnya berasal dari
kata text yang berarti „tenunan‟. Teks dalam filologi
diartikan sebagai „tenunan kata-kata‟, yakni serangkaian kata-kata
yang berinteraksi membentuk satu kesatuan makna yang utuh. Teks dapat terdiri
dari beberapa kata, namun dapat pula terdiri dari milyaran kata yang tertulis
dalam sebuah naskah berisi cerita yang panjang (Sudardi, 2001:4-5, dalam
Permadi). Menurut Baried (1985:56), teks artinya kandungan atau muatan naskah,
sesuatu yang abstrak hanya dapat dibayangkan saja. Teks terdiri atas isi,
yaitu ide-ide atau amanat yang hendak
disampaikan pengarang kepada pembaca. Dan bentuk, yaitu cerita dalam
teks yang dapat dibaca dan dipelajari menurut berbagai pendekatan melalui alur,
perwatakan, gaya bahasa, dan sebagainya.
Sedangkan mengutip dari KBBI luring,
teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang.
C. Identifikasi Naskah
Identifikasi
naskah adalah salah satu tahapan dalam penelitian filologi yang menguraikan dan
mendeskripsikan segala hal tentang naskah yang akan diteliti. Identifikasi
naskah adalah kegiatan mendeskripsikan naskah, baik bentuk fisik maupun isinya.
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui identitas naskah yang berupa deskripsi
naskah (keadaan naskah, umur naskah, tempat penyimpanan naskah, bahan naskah,
pemilik naskah, ukuran naskah, tebal naskah, huruf serta bahasa naskah, bentuk
karangan, sejarah naskah, cara penulisan, fungsi social naskah, dan ikhtisar
naskah). Jadi, mengidentifikasi naskah perlu dilakukan sebagai bahan yang dapat
dijadikan katalogus naskah (Resmini).
Setiap
katalog(us) naskah memuat informasi yang bertalian dengan naskah, antara lain:
identitas fisik naskah, judul, umur, bentuk dan corak, asal-usul, rangkuman,
hubungan antarnaskah, dan fungsi naskah. Informasi ini biasanya diperoleh dari
naskah itu sendiri atau dari catatan yang biasanya berupa tulisan tangan dari
pihak asal atau penghibah yang diselipkan di dalam naskah (Hermansoemantri,
1986:1-2, dalam resmini).
D.
Format Identifikasi Naskah
Berikut
adalah format lengkap tentang identifikasi naskah.
UMUM
1. Tempat
penyimpanan naskah:
2. Judul:
3. Nomor:
4. Bentuk:
5. Bahasa:
6. Tanggal
penulisan:
BAGIAN BUKU
1. Bahan:
2. Cap
kertas:
3. Kondisi:
4. Jumlah
halaman:
5. Jumlah
baris per halaman:
6. Jarak
antar baris:
7. Ukuran
halaman:
8. Ukuran
pias:
9. Jumlah
yang ditulis:
10. Jumlah
lembar pelindung:
11. Jumlah
kuras/susunan kuras:
12. Penomoran
halaman:
13. Cara
penggarisan:
14. Kolom:
TULISAN
1. Aksara:
2. Jumlah
penulis:
3. Koreksi:
4. Pungtuasi:
5. Rublikasi:
6. Hiasan
huruf:
7. Iluminasi
8. Ilustrasi:
PENJILIDAN
1. Bahan
sampul:
2. Ukuran
sampul:
3. Rusuk:
4. Perbaikan:
5. Motif
sampul:
SEJARAH
1. Kutipan
kolofon:
2. Kepemilikan:
3. Kutip
cacatan lain:
4. Cara
memperoleh naskah:
ISI
1. Ringkasan
isi:
2. Kutip
teks awal:
3. Kutip
teks akhir:
LAIN-LAIN
Halaman yang
difoto
E. Identifikasi
Naskah Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara 3-5
Identifikasi
naskah ini adalah salah satu tugas mata kuliah Pengantar Filologi yang
dikerjakan secara kelompok di Museum Sri Baduga.
UMUM
1. Tempat
penyimpanan naskah: Museum Sri
Baduga
2. Judul:
Pustaka
Radja-Radja i Bhumi Nusantara 3-5
3. Nomor:
07.65 / 297. 2934
4. Bentuk:
Prosa
5. Bahasa:
Jawa
Cirebon
6. Tanggal
penulisan: 1608 Saka (1686 M)
BAGIAN BUKU
1. Bahan:
Daluang
2. Cap
kertas:
-
3. Kondisi:
Baik,
bagus, dan kokoh
4. Jumlah
halaman: 268
halaman
5. Jumlah
baris per halaman: 22 awal, 21 akhir
6. Jarak
antar baris: 0,8 mm
7. Ukuran
halaman: 28,1 cm x 19,5 cm
8. Ukuran
pias: Bawah: 3,4 ; kanan: 2,5 ; atas: 3,8 ; kiri 2,5
9. Jumlah
yang ditulis: -
10. Jumlah
lembar pelindung:
1
11. Jumlah
kuras/susunan kuras: -
12. Penomoran
halaman: Pada bagian tengah teks dengan
aksara Jawa
13. Cara
penggarisan: -
14. Kolom: -
TULISAN
1. Aksara: Jawa
(aksara tegak)
2. Jumlah
penulis: Lebih
dari satu orang
3. Koreksi:
-
4. Pungtuasi:
Garis(/) dan garis(//)
5. Rublikasi:
-
6. Hiasan
huruf: -
7. Iluminasi:
-
8. Ilustrasi:
-
PENJILIDAN
1. Bahan
sampul: Kain
blacu tebal
2. Ukuran
sampul: 27,6
cm x 36,7 cm
3. Rusuk:
-
4. Perbaikan:
-
5. Motif
sampul: Polos
SEJARAH
1. Kutipan
kolofon: -
2. Kepemilikan:
Balai
Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga
3. Kutip
cacatan lain: -
4. Cara
memperoleh naskah: -
ISI
1. Ringkasan
isi:
Di bagian utama, diceritakan tentang perkembangan kerajaan yang mengatur nusantara, yaitu Kerajaan Sriwijaya di Sumatera yang mengatur bagian barat Nusantara dan Kediri kerajaan yang
mengatur bagian timur Nusantara.
2. Kutip
teks awal:
//purwwaka\\
iti
pustaka rajya-rajya\ i Bhumi Nusantara\\
artinya
inilah
pustaka raja-raja i Bhumi Nusantara Pustaka kerajaan-kerajaan di wilayah
Nusantara.
3. Kutip
teks akhir:
ddha purna\
pangeran
Wangsakerta\
sahitya sapta adhyaksa ca(r)bon pun\\
artinya
peringatan
secara lengkap pangeran Wangsakerta bersama dengan Saptadhyaksa ' Tujuh
Petinggio Peradilan ' Cirebon
F. Identifiksi Naskah
Serat Ambiya
Identifikasi
naskah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Filologi yang
dilakukan di Pustaka Artati Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karena
Pustaka Artati tidak memberikan koleksi naskahnya, maka kami hanya
mengidentifikasi naskah yang ada di katalog koleksi Pustaka Artati.
UMUM
1. Tempat
penyimpanan naskah: Perpustakaan Dewantara Kirti Griya (Taman Siswa)
2. Judul:
Serat Ambiya
3. Nomor:
786
4. Bentuk:
Prosa
5. Bahasa:
Jawa
Tengahan
6. Tanggal
penulisan: wulan
Jumadilawal tahun Alip 1867
BAGIAN BUKU
1. Bahan:
kertas
bergaris
2. Cap
kertas: -
3. Kondisi:
agak
lapuk
4. Jumlah
halaman: 148
halanam
5. Jumlah
baris per halaman: 21 larik
6. Jarak
antar baris: -
7. Ukuran
halaman: -
8. Ukuran
pias: -
9. Jumlah
yang ditulis: -
10. Jumlah
lembar pelindung: -
11. Jumlah
kuras/susunan kuras: -
12. Penomoran
halaman: -
13. Cara
penggarisan: -
14. Kolom:
-
TULISAN
1. Aksara:
Jawa
2. Jumlah
penulis: -
3. Koreksi:
-
4. Pungtuasi:
-
5. Rublikasi:
-
6. Hiasan
huruf: tidak
ditemukan hiasan
7. Iluminasi
-
8. Ilustrasi:
-
PENJILIDAN
1. Bahan
sampul: kulit
2. Ukuran
sampul: -
3. Rusuk:
-
4. Perbaikan:
-
5. Motif
sampul: -
SEJARAH
1. Kutipan
kolofon:
Kawuryanan
ing dinten Kemis pon
Wulan
Jumadilawal
Tahun alip
1867
2. Kepemilikan:
-
3. Kutip
cacatan lain: -
4.Cara
memperoleh naskah: -
ISI
1. Ringkasan
isi: -
2.
Kutip teks awal:
Punika Serat Ambiya
Ingkang jilid 1
Kawuryanan ing dinten Kemis pon
Wulan Jumadilawal
Tahun alip 1867
3. Kutip
teks akhir: -
Ringkasan cerita:
Tersebutlah
gusti Allah menciptakan dunia. Yang pertama kali tercipta ialah cahya (cahaya). Cahaya mengental
menjadi sesotya (intan), menjadi
akhir, dan akhirnya menjadi unthuk
(busa air). Unthuk ini kemudian
menjadi langit sap pitu (langit
berlapis tujuh), dan bumi sap pitu
(tanah berlapis tujuh).
Selanjutnya diceritakan
ketika nabi Adam diciptakan dari tanah liat, dari salah satu tulang rusuknya
diciptakanlah ibu Kawa. Karena godaan iblis, ibu Kawa selalu membujuk Adam
mengikuti perbuatannya, yaitu makan buah larangan (buah kuldi). Akhirnya nabi
Adam dan ibu Kawa diturunkan ke dunia. Di dunia ibu Kawa dan nabi Adam beranak-pinak.
Setiap melahirkan selalu dhampit
(laki-laki dan perempuan). Setelah itu putra-putrinya yang cantik dikawinkan
dengan yang tampan atau yang cantik dijodohkan dengan yang kurang tampan. Ibu
Kawa tidak menyetujui kehendak nabi Adam, ia menghendaki yang kurang
cantikdapat yang kurang tampan dan yang cantik dapat yang tampan. Terjadilah
pertengkaran antara nabi Adam dan ibu Kawa, sehingga menyebabkan lahirnya nabi
Sis tanpa ibu.
G.
Nilai Religi yang Terdapat dalam Naskah Serat Ambiya
Religi adalah
kepercayaan kepada tuhan; kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati di atas
manusia; kepercayaan; agama (KBBI Luring). Sejak zaman dahulu manusia sudah
mempercayai adanya kekuatan lain di luar kekuatan manusia. Kepercayaan itu
membuat sistem religi tumbuh dan berkembang di masyarakat. Dalam Serat Ambiya
yang bercorak islam, sistem religi sangat terasa sentuhannya. Dalam naskah ini
terdapat berbagai nilai religi yang dapat diterapkan dalam kehidupan kita
selaku generasi yang sekarang hanya dapat mengkaji naskah ini. Nilai-nilai
tersebut yaitu:
(1). têtêpè dènya ngbêkti / asabar lila ing dunya / sêca legawa
atinè / tur asih yèn kêdhatêngan/ miwah
maring kasiyan/ bêtah maca kitab junun /mila sunjurung sakarsa.
Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa
dalam hidup harus berbakti kepada Allah, sabar dan ikhlas hidup di dunia, serta
harus saling mengasihi terhadap sesama manusia. Perbanyak membaca kitab. Semua
itu harus menjadi satu kesatuan yang utuh. Sehingga dapat hidup dengan baik dan
seimbang. Inti dari kutipan naskah ini adalah bahwa beribadah kepada tuhan saja
tidak cukup, harus didampingi dengan amalan yang baik kepada sesama manusia
(Indahnya Budaya Jawa, 2011).
(2). dèn sami lan nabi èdris/ lah sami tuwan sêmbaha /
agêng alit sarupané / iya padha mangèran / marang mas kang sarupa / mêsthi olèh
wong puniku / ing barkatè kang sinêmbah.
Dalam
kutipan tersebut, mengjarkan kita untuk menyembah Allah tanpa memandang apakah
kita orang besar atau kecil, karena dalam beribadah tidak mengenal perbedaan individu,
yang membedakan adalah amal ketakwaan pada Allah (Indahnya Budaya Jawa, 2011).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan kesimpulan segagai berikut.
1.
Filologi adalah pengetahuan tentang
sastra dalam arti yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan
kebudayaan (Baried,dkk., 1983:1);
2.
filologi memiliki dua objek studi yaitu
(1) naskah dan (2) teks;
3.
identifikasi naskah adalah adalah salah
satu tahapan dalam penelitian filologi yang menguraikan dan mendeskripsikan
segala hal tentang naskah yang akan diteliti;
4.
format lengkap identifikasi naskah
digolongkan menjadi enam, yaitu (1) umum, (2) bagian buku, (3) tulisan, (4)
penjilidan, (5) sejarah, dan (6) isi.
B. Saran
Sejalan
dengan kesimpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1.
Mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra
Indonesia hendaknya menguasai pengertian filologi, objek studi filologi,
identifikasi naskah, format identifikasi naskah sebelum terjun langsung dalam
meneliti naskah;
2.
mahasiswa program studi Bahasa dan
Sastra Indonesia diharapkan mempunyai usaha-usaha baru dalam penelitian
filologi di masa yang akan datang, sebagai usaha konkret pemertahanan
kebudayaan;
3.
mahasiswa program studi Bahasa dan
Sastra Indonesia hendaknya menerapkan nilai-nilai religi yang terdapat dalam
naskah Serat Ambiya.
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin, Yunus. dll. (2010). Kemampuan
Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV Maulana Media Grafika.
Baried,
Siti Baroroh. dll. (1983). Pengantar
Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Indahya
Budaya Jawa. (2011). Analisis Serat
Ambiya Jilid I Halaman 75 sampai 111. [online]. Tersedia: http://wibiaksa.blogspot.com/2011/01/analisis-serat-ambiya-jilid-i-halaman.html.
[4 Juni 2012]
KBBI
Luring. (2008).
Lucyane,
Meilyn Wulandari. dll. (2008). The Manuscript
Of Catalogue Sri Baduga Museum. Bandung: Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Permadi, Tedi. Naskah
Nusantara dan Berbagai Aspek yang Menyertainya. [online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/197006242006041-TEDI_PERMADI/Studi_Naskah_dan_Beberapa_Aspek_yang_Menyertainya.pdf
Resmini, Novi. Buku
Praktikum Mata Kuliah Pengantar
Filologi.